• Kerja Sama dengan JP Morgan Diputus Sri Mulyani, Berikut Rekam Jejaknya di Luar Negeri

    Menteri Keuangan Sri Mulyani mendapat JP Morgan dari partner penjualan hutang. (baca).

    Banyak yang mendukung keputusan tersebut. Beberapa catatan berikut mungkin bisa menjadi latar pengetahuan.

    Nama JP Morgan pernah disebut dalam buku John Perkins dalam 'New Confessions of an Economic Hitman'

    The foundations for Panama as a tax shelter go back to 1903, when President Theodore Roosevelt fomented a rebellion to wrest Panama from Colombia so the U.S. could build the Panama Canal. J.P. Morgan and Company became the new country’s official fiscal agent. Soon Panama passed laws allowing John D. Rockefeller’s Standard Oil Company to register its ships there, avoiding U.S. taxes and regulations — and Panamanian tax shelters were born.

    I was sent to Panama to convince then-head of state Omar Torrijos to stop insisting the U.S. turn canal ownership over to Panama, and to soften his support for Latin America’s nationalistic movements. Torrijos would not yield on the canal. But he did let his country become a tax haven for international corporations. He told me, “If your country is determined to exploit mine, the least I can do is help your corporations avoid paying taxes that support the CIA and Pentagon!” (baca)

    Selanjtnya soal kerja sama dengan pemerintah AS dalam manipulasi ekonomi dunia;


    The Clinton and Bush Administrations in concert with the central banks (most notably the Federal Reserve) and bullion banks (including JP Morgan-Chase, Citibank and Goldman Sachs) manipulated the gold and silver markets to suppress the price of precious metals while large inventories were moved out of governments and central bank accounts worldwide and into private hands;

    US pension funds and 401k and IRA retirement savings accounts lost value by waves of accounting and other financial frauds at widely held corporations (such as Enron, Worldcom and Tyco); (baca)

    Baca: JPMorgan Chase Engaged in Mortgage Fraud. The Securitization Fraud That Collapsed the Housing Market

    Baca: JPMorgan Chase to Pay $614 Million for Submitting False Claims for FHA-insured and VA-guaranteed Mortgage Loans

    Berikut tiga berita dari dalam negeri:

    Dari Kontan:

    JP Morgan dituding menggelapkan dana investor

    Dugaan penggelapan tersebut diperkirakan merugikan investor lebih dari US$22 miliar. Gugatan yang disampaikan oleh Jaksa Agung New York, Eric Schneiderman, menilai Bear Stearns gagal memastikan kualitas saham yang didukung oleh kredit properti.

    Masih dalam gugatan yang sama, tertulis bahwa "Secara sistematis bank gagal mengevaluasi pinjaman secara penuh, mengabaikan kelemahan yang tidak terungkap dalam kajian terbatas yang dilakukan bank dan membiarkan para investor dalam kebingungan tentang prosedur kajian yang tidak memenuhi kelayakan".

    Tak terima atas tuduhan yang dilayangkan, JP Morgan Chase menyatakan akan melakukan pembelaan diri tuntutan tersebut.

    "Gugatan ini sepenuhnya menyangkut sejarah tindakan tersebut," jelas JP Morgan. Bear Stearns diakuisisi JP Morgan atas permintaan pemerintah Amerika Serikat.

    Kejaksaan Agung di New York meminta JP Morgan membayar uang yang jumlahnya tidak disebutkan kepada para investor sebagai ganti rugi. Kompensasi tersebut ditujukan sebagai ganti rugi yang disebabkan secara langsung atau tidak langsung akibat tindakan penipuan dan pengelabuan.

    Kasus ini merupakan usaha terbaru pihak berwenang untuk meminta JP Morgan bertanggung jawab atas tindakan yang menyebabkan krisis keuangan pada 2008.

    Dari Tempo:

    Penipuan: JPMorgan Akan Membayar US$ 2 Miliar  

    Sengketa JP Morgan Chase & Co yang melibatkan Bernard Madoff senilai US$ 2 miliar dengan pemerintah federal bakal selesai. JP Morgan akan membayar lebih dari US$ 1 miliar kepada jaksa di Manhattan. Sisanya untuk kantor pengawas nilai tukar, serta satu unit kantor departemen keuangan yang menyelidiki kerusakan dalam pengamanan bank terhadap pencucian uang.

    Hal ini dilakukan untuk mengatasi kecurigaan bahwa bank JPMorgan Chase & Co mengabaikan tanda-tanda penggelapan yang dilakukan Bernard Madoff. Penyelesaian kasus pidana dan perdata bank juga akan dilakukan dengan perjanjian penangguhan penuntutan. Namun, sebelumnya bank harus mengakui fakta-fakta kasus ini dan mengubah perilakunya. JPMorgan Chase & Co merupakan bank terbesar di Amerika Serikat dan bank terbesar kedua di dunia bila dihitung dari nilai asetnya yang mencapai US$ 2,509 triliun.

    Pemerintah berencana menggunakan sebagian dana ini untuk membayar korban penipuan Madoff. Madoff digugat pada 2009 karena menipu ribuan investor dan dihukum penjara selama 150 tahun. JPMorgan dituduh mengabaikan tanda-tanda penipuan Madoff dan sering memenangkan lebih banyak komisi untuk jasa Madoff.

    Juru bicara JP Morgan, Joseph Evangelisti, menolak berkomentar ketika dihubungi Reuters. Koran The New York Times menyebutkan, setelah penyelesaian sengketa Madoff, JPMorgan akan membayar sebesar US$ 20 juta untuk menyelesaikan investigasi pemerintah selama 12 bulan terakhir.

    Bulan lalu, pejabat pemerintah mengatakan, Inspektur Jenderal Departemen Keuangan Amerika Serikat sedang memeriksa apakah JP Morgan mengganggu upaya Kantor Pengawas Nilai Tukar dalam menyelidiki hubungan bank dengan Madoff. Madoff secara terpisah pernah mengatakan kepada pihak berwenang Amerika Serikat bahwa JP Morgan--bank yang digunakannya untuk melakukan penipuan jangka panjang--telah mencoba menghentikan Kantor Pengawas Nilai Tukar untuk mendapatkan informasi tentang hubungan mereka.


    Dari Detik:

    Bank Raksasa Ini Bayar Ganti Rugi Kasus Penipuan Rp 31 Triliun


    Bank Raksasa asal Amerika Serikat (AS) JPMorgan Chase harus membayar US$ 2,6 miliar (Rp 31,2 triliun) denda dan ganti rugi korban penipuan skema ponzi yang dilakukan Bernard Madoff.

    Pembayaran ganti rugi ini yang dilayangkan oleh jaksa penuntut di pengadilan negara AS ini sudah disepakati pada Selasa waktu setempat.

    Seperti dikutip dari AFP, Rabu (8\/1\/2013), JPMorgan terbukti bersalah atas tuntutan tersebut karena dinilai gagal mencegah program pencucian uang dan tidak melaporkan transaksi mencurigakan yang dilakukan oleh Madoff.

    Sebaanyak US$ 2,24 miliar akan dibayarkan kepada para korban penipuan Madoff, dan US$ 350 juta sisanya dibayar sebagai denda ke pemerintah.

    Selain krisis, pasar finansial dunia pada 2008 lalu digegerkan oleh kasus penipuan melalui \\\'Skema Ponzi\\\' oleh Bernard Madoff. Jumlah penipuannya pun bikin kita geleng-geleng kepala karena mencapai US$ 50 miliar (Rp 500 triliun).

    Sementara korban-korbannya pun bukanlah sekedar investor kelas teri, melainkan investor dari kalangan perbankan besar seperti HSBC. Madoff melakukan penipuan melalui perusahaan investasinya yakni Madoff Investment Securities.

    Apa sebenarnya Skema Ponzi?

    Skema Ponzi merupakan sebuah istilah untuk praktek kotor dalam bisnis keuangan yang menjanjikan pemberian keuntungan berlipat ganda yang jauh lebih tinggi dari keuntungan bisnis riil bagi investor yang mau menyimpan dana investasinya lebih lama di perusahaan investasi seperti sekuritas, bank, asuransi ataupun investment banking. Para invesor umumnya tidak tahu dan tidak mau tahu dari mana perusahaan membayar keuntungan yang dijanjikan.

    Nama Ponzi diambil dari seorang penipu bernama Charles Ponzi yang tinggal di Boston, AS. Ponzi terkenal dengan penipuannya karena menawarkan investasi berupa transaksi spekulasi perangko AS terhadap perangko asing di era 1919-1920.

    Dalam penelusuran detikFinance, Ponzi mendirikan \\\'The Security Exchange Company\\\' pada 26 Desember 1919, yang menjanjikan investasi dengan balas jasa 40% dalam 90 hari. Padahal kala itu bunga bank pada saat itu hanya 5% per tahun. Tidak sampai satu tahun, diperkirakan sekitar 40.000 orang mempercayakan sekitar US$ 15 juta atau sekarang senilai US$ 140 juta dalam perusahaannya.

    Untung yang dijanjikan Ponzi ternyata hasil tambal sulam. Pada pertengahan Agustus 1920, audit oleh pemerintah terhadap usaha Ponzi menemukan bahwa Ponzi sudah bangkrut. Total aset yang dimilikinya sekitar US$ 1,6 juta, jauh di bawah nilai utangnya kepada investor

    Skema penipuan ini juga sering terjadi di Indonesia. Ada sebuah perusahaan menjanjikan keuntungan besar, namun sebenarnya keuntungan itu dibayar dengan dana yang masuk dari anggota baru. Tidak pernah ada investasi riil. Kasus besar yang pernah terjadi adalah penipuan PT Qurnia Subur Alam Raya atau QSAR yang menggelapkan dana nasabah melalui investasi agribisnisnya.

    Nah, yang dilakukan oleh investor kawakan Wall Street, Bernard Madoff juga sedemikian. Madoff menggunakan dana dari investor baru untuk membayar bunga investor lama.

    Nilainya terus bertumpuk-tumpuk hingga mencapai US$ 50 miliar. Penipuan Madoff baru terungkap setelah para investor menarik dananya sehubungan dengan krisis finansial. Di situ baru diketahui bahwa Madoff sudah kehabisan dana.

    Korban-korban Madoff pun bersuara. Berikut daftar korban penipuan Madoff:

    -Bapepam Spanyol mengungkapkan, lembaga investasi Spanyol yang memiliki eksposure langsung di perusahaan investasi Madoff mencapai US$ 147 juta.

    -Santander mengakui adanya potensi kerugian hingga US$ 3 miliar dari Madoff Investment Securities.
    -Aozora Bank memiliki eksposure di investasi Madoff senilai US$ 137 juta
    -Niponkoa Insurace Co dan Mitsui Sumitomo Insurance dan Daiwa Securities juga sudahmengakui adanya potensi kerugian beberapa ratus juta yen.
    -Nomura Holdings dengan eksposure 27,5 miliar yen.
    -Bank swasta Austria, Medici mengakui eksporuse US$ 2,1 miliar melalui dua lembaga investasinya.
    -Fortis dengan eksposure US$ 1,2 miliar
    -HSBC dengan eksposure US$ 1 miliar.
    -Kasus penipuan terbesar dalam sejarah pasar finansial AS ini turut mencorang citra Securities and Exchange Commission (SEC) atau Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) AS. Para investor mempertanyakan bagaimana bisa SEC kebobolan oleh penipuan yang sudah berlangsung hingga bertahun-tahun.

    Para investor mengkritik kemampuan SEC mengawasi pasar. SEC sebelumnya juga dinilai gagal mengawasi pasar sehingga produk-produk spekulatif beredar dengan liar dan berujung pada krisis finansial. Kini mereka mengecam SEC karena penipuan yang sudah berlangsung bertahun-tahun bisa terjadi tanpa terendus sedikitpun.

    Padahal sejumlah peringatan sudah diberikan terkait penawaran investasi Madoff ini. Termasuk artikel sebuah artikel di koran \\\'Barron\\\' pada tahun 2001, yang mempertanyakan return hingga 2 digit selama setahun yang ditawarkan Madoff. Sayang peringatan itu tampaknya diabaikan baik para investor kakap itu sendiri dan SEC sebagai pengawas.
    loading...
  • 0 comments:

    Post a Comment