Korea Utara (Korut) tengah berusaha meraih dukungan negara-negara Asia Tenggara dalam pertikaiannya dengan Amerika Serikat (AS). Dalam suratnya kepada ASEAN, Korut memperingatkan 'bencana nuklir' berpotensi terjadi di Semenanjung Korea.
Seperti dilansir AFP, Jumat (28/4/2017), Menteri Luar Negeri (Menlu) Korut Ri Yong-Ho mengirimkan surat kepada Sekjen ASEAN atau Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara. Dalam surat itu, Ri memperingatkan soal situasi di Semenanjung Korea yang 'ada di ujung perang' karena aksi AS.
Ri mendorong Sekjen ASEAN untuk memberitahu para Menlu dari 10 negara anggota ASEAN soal 'situasi genting' di Semenanjung Korea. Dalam surat itu, Ri juga mengkritik latihan gabungan AS dengan Korea Selatan (Korsel) beberapa waktu terakhir.
Ketegangan semakin meningkat beberapa pekan terakhir, setelah Korut menggelar serangkaian uji coba rudal. AS menyambutnya dengan berbagai retorika keras yang memancing perang dengan Korut.
Salinan surat Korut kepada ASEAN yang bertanggal 23 Maret itu didapatkan oleh AFP pada Kamis (27/4) waktu setempat, menjelang digelarnya KTT Pemimpin ASEAN di Manila, Filipina. Isu Korut diperkirakan akan ikut dibahas dalam pertemuan itu.
"Saya menyampaikan harapan saya agar ASEAN, yang memegang peranan sangat penting untuk perdamaian dan stabilitas kawasan, akan membahas isu latihan militer gabungan AS-Korsel dalam konferensi-konferensi ASEAN secara adil dan memainkan peran aktif dalam mengawal perdamaian dan keamanan Semenanjung Korea," demikian bunyi surat Korut itu.
Korut diketahui memiliki hubungan dekat dengan beberapa negara anggota ASEAN, termasuk Kamboja dan Laos. Namun beberapa waktu lalu, ASEAN menyatakan ketidaksepakatannya dengan ambisi nuklir Korut.
Surat dari Menlu Korut kepada Sekjen ASEAN ini tergolong sangat tidak biasa. Seorang diplomat Asia Tenggara menyatakan, sejauh yang dia ingat, ini merupakan pertama kalinya Korut mengirimkan surat meminta bantuan ASEAN untuk isu di kawasannya.
Dalam suratnya, Ri menyebut latihan militer gabungan AS-Korsel yang digelar setiap tahun, menjadi pembenaran bagi Korut untuk mengembangkan senjata nuklirnya.
"Ini menjadi fakta jelas bagi semua pihak bahwa, ketika mereka melancarkan serangan nuklir yang bisa membawa Semenanjung Korea ke dalam bencana nuklir hanya dalam beberapa detik... latihan semacam ini tidak mungkin bersifat defensif," sebut isi surat Korut itu. (sumber)
Seperti dilansir AFP, Jumat (28/4/2017), Menteri Luar Negeri (Menlu) Korut Ri Yong-Ho mengirimkan surat kepada Sekjen ASEAN atau Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara. Dalam surat itu, Ri memperingatkan soal situasi di Semenanjung Korea yang 'ada di ujung perang' karena aksi AS.
Ri mendorong Sekjen ASEAN untuk memberitahu para Menlu dari 10 negara anggota ASEAN soal 'situasi genting' di Semenanjung Korea. Dalam surat itu, Ri juga mengkritik latihan gabungan AS dengan Korea Selatan (Korsel) beberapa waktu terakhir.
Ketegangan semakin meningkat beberapa pekan terakhir, setelah Korut menggelar serangkaian uji coba rudal. AS menyambutnya dengan berbagai retorika keras yang memancing perang dengan Korut.
Salinan surat Korut kepada ASEAN yang bertanggal 23 Maret itu didapatkan oleh AFP pada Kamis (27/4) waktu setempat, menjelang digelarnya KTT Pemimpin ASEAN di Manila, Filipina. Isu Korut diperkirakan akan ikut dibahas dalam pertemuan itu.
"Saya menyampaikan harapan saya agar ASEAN, yang memegang peranan sangat penting untuk perdamaian dan stabilitas kawasan, akan membahas isu latihan militer gabungan AS-Korsel dalam konferensi-konferensi ASEAN secara adil dan memainkan peran aktif dalam mengawal perdamaian dan keamanan Semenanjung Korea," demikian bunyi surat Korut itu.
Korut diketahui memiliki hubungan dekat dengan beberapa negara anggota ASEAN, termasuk Kamboja dan Laos. Namun beberapa waktu lalu, ASEAN menyatakan ketidaksepakatannya dengan ambisi nuklir Korut.
Surat dari Menlu Korut kepada Sekjen ASEAN ini tergolong sangat tidak biasa. Seorang diplomat Asia Tenggara menyatakan, sejauh yang dia ingat, ini merupakan pertama kalinya Korut mengirimkan surat meminta bantuan ASEAN untuk isu di kawasannya.
Dalam suratnya, Ri menyebut latihan militer gabungan AS-Korsel yang digelar setiap tahun, menjadi pembenaran bagi Korut untuk mengembangkan senjata nuklirnya.
"Ini menjadi fakta jelas bagi semua pihak bahwa, ketika mereka melancarkan serangan nuklir yang bisa membawa Semenanjung Korea ke dalam bencana nuklir hanya dalam beberapa detik... latihan semacam ini tidak mungkin bersifat defensif," sebut isi surat Korut itu. (sumber)
loading...
0 comments:
Post a Comment