Senjata Nuklir India/ilustrasi |
Direktur Keteknikan dan Kesiapsiagaan Nuklir Badan Pengawas Nuklir (BAPETEN) Dedik Eko Sumargo menuturkan uji coba nuklir dari Korea Utara mestinya dijadikan pelecut bagi Indonesia untuk terus mengembangkan sistem kemampuan siap siaga dan keamanan nuklir.
"Ancaman (nuklir) sudah jelas ada, tinggal tunggu Korea Utara lupa mencet dan mas Donald Trump juga lupa mencet," ujar Dedik dalam acara Nuklir: Ancaman dan Manfaat, di Kementerian Luar Negeri, Rabu (17/5).
Menurut dia, Indonesia sudah membangun keamanan nuklir dan akan segera dioperasionalkan. Pertahanan yang berlapis juga tengah dibangun sebagai kesiapan Indonesia jika ada bom atom negara lain menyasar ke Tanah Air.
Meski demikian, Dedik tidak menampik jika ada nuklir dilontarkan, seperti misalnya dari Korut, akan berdampak ke Indonesia. Pengecaman uji coba rudal Pyongyang oleh Indonesia ini ternyata sebagai bentuk mengurangi dampak yang akan terjadi. Dedik menjelaskan, dampak radiasi yang masuk ke Indonesia bisa melalui udara dan air.
"Sistem kita tidak mulai dari zero, kita sudah bangun sistem, tapi kalau jeblug (meledak) di (negara) tetangga kita harus siap siagakan nuklir. Dan, kalau nuklir itu jatuh ke Pulau Jawa ya kita cuma bisa tahlilan," paparnya.
"Sistem kita yang ada cuma pagari dan tangkal ancaman yang berada dari luar, kalau bom masuk ke Indonesia ya kita cuma punya sistem doa nasional," imbuh dia.
Akhir pekan lalu, Korea Utara kembali meluncurkan misil balistik mereka. Misil tersebut diklaim sebagai pengembangan rudal jarak jauh yang kemungkinan bisa sampai dan menghancurkan daratan Amerika. (sumber)
loading...
0 comments:
Post a Comment